membaca Al-quran dan menghafalnya adalah salah satu bentuk ibadah. Allah memerintahkan umat Islam dalam Al-Quran surah Al Muzammil ayat 4 bahwa : 

“… Dan bacalah Al-Quran itu dengan tartil (perlahan-lahan)”

Ali bin Abi Thalib berkata, “Tartil adalah membaca Al-quran dengan mentajwidkan huruf-hurufnya dan mengetahui tempat-tempat waqaf (berhenti) yang benar”

untuk menekankan pentingnya tartil dalam membaca Al-quran, Imam Ibnul Jazari berkata, “Dalam hal ini, Allah tidak hanya memerintahkan membaca aL-Quran dengan tartil dalam bentuk fi’il amr semata, bahkan Allah menguatkan perintahnya itu dalam bentuk mashdar. hal ini dalam rangka menunjukkan betapa besar dan pentingnya masalah tartil ini. dan dalam rangka memberikan dorongan kepada umat Islam untuk mencari pahala dari Allah dengan cara tersebut.

pada masa sekarang ini, banyak anak-anak yang belum bisa membaca Alquran dengan tajwid yang benar. sering kita perhatikan di lingkungan sekitar, dimana anak-anak, remaja dan bahkan orang dewasa masih bnyak sekali yang belum tepat bacaan al-qurannya, sungguh miris sekali. hal ini juga bisa kita mengetahui dari berita yang menyatakan bahwa: dari sekitar 225 juta muslim, sebanyak 54% di antaranya termasuk kategori buta huruf Al-Quran. Tajul Arifin mengungkapkan, berdasarkan data secara nasional yang dihimpun UIN Sunan Gunung Djati, pada tahun 2015, sedikitnya 54% muslim Indonesia terkategori buta huruf al-Quran. “Jadi, baru 46% muslim yang melek al-Quran dan mampu membaca al-quran.” katanya. (pikiram rakyar, 2018). selain itu banyaknya bakal calon legislatif yang gugur dalam tes baca al-quran menunjukkan adanya masalah buta huruf al-quran di Aceh. (Cholis Akbar, 2018)

karena membaca al-quran tidak seperti membaca buku, dibutuhkan ilmu dan keterampilan. membaca al-quran ada aturannya. dari etika sampai cara membacanya. mengingat pentingnya Al-quran sebagai pedoman umat Islam, maka sedini mungkin anak-anak diberikan pendidikan Al-Quran. menjawab permasalahan  di atas, sudah banyak metode yang sudah diciptakan di indonesia untuk melatih keterampilan membaca alquran.

Belajar membaca Al-Quran dengan baik dan benar bukanlah hal yang mudah, oleh karena
itu dalam membaca Al-Quran diperlukan metode yang tepat dan dapat memudahkan proses
pembelajaran tersebut. Selama ini, banyak sekali metode dan model pembelajaran yang dapat
digunakan untuk memudahkan dan menyenangkan dalam proses belajar Al-Quran. Beberapa
diantaranya metode pembelajaran yang dapat digunakan adalah metode al-baghdadi, metode
iqro’, metode an-nahdliyah, metode al-barqy, metode qiro’ati, metode jibril, dan metode ummi. (Syafira Ayu Dkk, 2023)

Pondok Pesantren Islamic Centre Bin Baz merupakan pondok pesantren yang jenjang pendidikannya dimulai dari Pendidikan Usia Dini sampai Madrasah Aliyah. salah satu dari jenjang pendidikannya adalah Salafiyah Ula yakni setingkat SD. Berdasarkan observasi pendahuluan di Salafiyah Ula Putri Islamic Centre Bin Baz, tahfidz Al-Quran adalah program yang diunggulkan. salah satu standar kelulusan Pondok Pesantren Islamic Centre Bin Baz di setiap jenjannganya adalah para santri diwajibkan memiliki jumlah hafalan tertentu dengan bacaan yang baik dan benar.

metode bin baz merupakan metode membaca al-quran yang relatif baru dan awalnya diciptakan untuk menunjang pembelajaran tahfidz al-quran di pondok islamic centre bin baz. metode ini berfokus kepada pengajaran dan pelatihan peserta didik membaca al-quran dengan benar dan secara tahqiq atau pelan. 

alasan melakukan penelitian ini, peneliti ingin melihat seberapa efektif penggunaan metode bin baz di salafiyah ula putri Islamic Centre Bin Baz dengan mengukur pengaruh metode bin baz terhadap kemampuan membaca al-quran para santriwati.